Tuesday, December 3, 2013

DALIL-DALIL AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG KALIMAT THAYYIBAH

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Salam Sejahtera Saya sampaikan semoga para pembaca Blog.Nashullah senantiasa mendapatkan keberkahan  dari Allah SWT. Amin. 
dalam kesempatan ini saya akan mencoba membagi dalil dalil tentang Kalimat Thayyibah, yang mana Akhir2 ini ada sebagian orang yang salah mengartikan bahkan menentang tentang hal ini.
 
IMANIYAH
Iman menurut bahasa berarti mempercayai ucapan seseorang dengan penuh keyakinan dengan bersandar kepadanya. Dalam istilah agama, iman adalah mempercayai dengan penuh yaqin berita-berita Rasulullah SAW. tanpa melihatnya, semata-mata bersandar kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ayat-Ayat Al-Qur’an
وَمَا اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلاَّ نُوْحِي ْاِلَيْهِ اَنَّهُ , لَا اِلَهَ اِلاَّ اَنَا فَاعْبُدُوْنِ
1.    Allah berfiman kepada Rasulullah SAW, “kami tidak mengirim sebelummu seorang Rasul, kecuali kami wahyukan kepadanya bahwa tiada tuhan selain-Ku, Maka sembahlah Aku” (Al-Anbiya’: 25)
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتّ عَلَيْهِمْ ءَايٰتُهُ زَادَتْهُمْ اِيْمَناً وَعَلىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
2.    Allah Berfirman, “ Orang-orang Mu’min adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah, maka hatinya akan takut. Dan apabila di bacakan ayat-ayat Allah niscaya Allah perkuat iman mereka dan hanyalah kepada Allah mereka bertawakkal” (Al-Anfal :2 )
فَاَمَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا بِاّللهِ وَاعْتَصَمُوْا بِه فَسَيُدْخِلُهُمْ فِيْ رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيْهِمْ اِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا
3.    Allah berfirman, “ Barang siapa beriman kepada Allah dan memperbaiki hubungan kepada Allah, maka mereka akan di masukkan kedalam rahmat dan kurnia-Nya, Allah akan memperlihatkan jalan lurus yang akan menyampaikannya kepada Allah, ketika ia memerlukan petunjuk, maka Allah akan memberinya petunjuk.” (An-Nisa’ :175 )
اِنَّ لَنَنْصُرُ رُسُوْلَنَا وَالَّذِيْنَ امَنُوْا فِي الْحَيَاِة الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُوْمُ الْاَشْهَٰدُ
4.    Allah berfirman, “ sesungguhnya kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang berimana dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). “ (Al-Mu’min : 51)
اَلَّذِيْنَ امَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْا اِيْمٰنَهُمْ بِظُلْمٍ أُلٰئِكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ
5.    Allah berfirman, “Barang siapa beriman dan tidak mencampur adukkan keimanannya dengan syirik, maka wajib keamanan bagi mereka dan merekalah yang di beri hidayah”. (Al-An’am : 82)
وَالَّذِينَ اٰمَنُوْا اَشَدُّ حُبًّا لِلّٰهِ
6.    Allah berfirman, “ hanya orang-orang yang berimanlah yang mencintai Allah”. (Al-Baqarah : 165)
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
7.    Allah berfirman kepada Rasulullah SAW, “ Katakanlah wahai Muhammad, sesungguhnya shalatku dan ibadahku dan hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabb Seluruh Alam.” (Al-An’am :162)



 
HADITS-HADITS NABI SAW

عن ابي هريرةَ رَضِيَ اللهُ عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الاِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً, فَاَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا اَلٰهَ اِلَّا اللهُ , وَاَدْنَاهَا اِمَاطَةُ الْاَذٰى عَنِ الطَّرِيْقِ , وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْاِيْمَانِ (مسلم)
1.    Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Iman itu (memiliki) lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling utama adalah ‘laa ilaha illallah’. Dan cabang yang terendah adalah menyingkirkan benda-benda yang menyakiti dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman (yang terpenting). “ (Muslim)
عن ابي بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : َمنْ قَبِلَ مِنِّيْ الكَلِمَةَ الَّتِيْ عَرَضْتُ عَلىٰ عَمِّيْ فَرَدَّهَا عَلَيَّ فَهِيَ لَهُ نَجَاةٌ. (احمد)
2.    Dari Abu bakar shiddiq ra, Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa menerima kalimat yang telah ku ajukan kepada pamanku (Abu Thalib, saat akan meninggal dunia) dan ia menolaknya, maka kalimat itu (akan menjadi sebab) keselamatan baginya”.(Ahmad)
عن اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : جَدِّدُوْا اِيْمَانَكُمْ , قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ! وَكَيْفَ نُجَدِّدُ اِيْمَنَنَا ؟ قَالَ : اَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لاَ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ . (احمد, طبراني – التغريب )
3.    Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “perbaharuilah selalu iman kalian.” Para sahabat bertanya, “ya Rasulullah, bagaimana kami memperbaharui iman kami ?”. Beliau bersabda, “Perbanyaklah ucapan, “Laa ilaha illallah”. (Ahmad,Thabrani-At-Targhib)
عن جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : اَفْضَلُ الذِّكْرُ لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ وَاَفْضَلُ الدُّعَاءِ اَلْحَمْدُ للهِ. (ترمذي)
4.    Jabir bin Abdullah ra, Meriwayatkan “Aku mendengar Rasulullah SAW.  Bersabda, “dzikir yang paling utama adalah “laa ilaha illallah” dan doa yang paling utama adalah “Alhamdulillah” (Tirmidzi)
Keterangan : “Laa ilaha illallah” disebut sebagai yang paling utama karena sumber dan Azaz keseluruhan agama terletak diatasnya. Tanpanya, iman tidak akan benar dan seorang tidak akan menjadi muslim.dan “Alhamdulillah” disebut sebagai doa yang paling utama, karena memuji kepada yang Mulia itu menunjukkan permintaan. Dan doa adalah suatu permintaan kepada Allah (Mazhahirul Haq)
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا قَالَ عَبْدٌ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ قَطُّ مُخْلِصًا اِلَّا فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابَ السَّمَاءِ حَتّى تُفْضِيَ اِلى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ . (ترمذي)
5.     Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW. “apabila seorang hamba yang mengucapkan kalimat “laa ilaha illallah” dengan ikhlash, niscaya benar-benar akan di bukakan baginya pintu-pintu langit, sehingga kalimat itu akan langsung sampai ke arasy (langsung diterima oleh Allah) dengan syarat ia hindarkan diri dari dosa-dosa besar. (Tirmidzi)
Keterangan : mengucapkan dengan ikhlash adalah tanpa riya’dan nifak dan lebih utama ada gurunya yang membaiat dengan syarat agar “menghindarkan diri dari dosa” adalah untuk menjadi syarat maqbul-Nya amalan tsb. Namun jika dibaca dengan ada dosa besarpun tetap pada saat itu tidak kosong dari keuntungan dan pahala.
عن يَعْلى بْنِ شَدَّادِ قال : حَدَّثَنِيْ اَبِيْ شَدَّادٌ وَعٌبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ رضي الله عنهما حَاضِرٌ يُّصَدِّقُهُ قال : كُنَّا عِنْدَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فقال : هَلْ فِيْكُمْ غَرِيْبٌ يَعْنِيْ اَهْلَ الْكِتَابِ ؟ قُلْنَا : لَا يَا رَسُوْلَ اللهِ ! فَاَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ وَقَالَ : اِرْفَعُوْا اَيْدِيَكُمْ وَقُوْلُوْا : لَا اِلَهَ اِلَّا الله , فَرَفَعْنَا اَيْدِيَنَا سَاعَةً ثُمَّ وَضَعَ صلى الله عليه وسلم يَدَهُ ثُمَّ قَالَ : اَلْحَمْدُ للهِ , اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ بَعَثْتَنِيْ بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ وَاَمَرْتَنِيْ بِهَا وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الْجَنَّةِ وَاِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِعَادُ , ثم قال : اَلاَ اَبْشِرُوْا فَاِنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ لَكُمْ. (احمد – مجمعوز زوائد)
6.    Ya’la bin saddad ra, meriwayatkan, “ayahku, syaddad telah menyampaikan kabar ini dari ‘ubadah yang hadir pada saat itu membenarkannya, ia berkata, “suatu ketika, kami berada di sisi nabi SAW. Beliau bertanya, “apakah ada orang asing (non muslim) di majlis ini ?” kami menjawab, “tiada seorangpun.” Beliau bersabda, “tutuplah pintu !” kemudian beliau bersabda, “Angkatlah tangan kalian, dan ucapkanlah “laa ilaha illallah”.” Kami pun mengangkat tangan sejenak (dan membaca kalimat thayyibah). Kemudian Rasulullah SAW menurunkan tangannya, dan berkata, “segala puji bagi Allah. Yaa Allah, engkau telah mengutusku dengan kalimat ini. Dan telah memerintah diriku (untuk mentablighkannya) dan telah menjajikan syurga atas kalimat ini. Dan sesungguhnya engkau tidak akan menyalahi janji.’ Lalu beliau berkata kepada kami, “bergembiralah Allah telah mengampuni kalian.” (Ahmad – Majma’uz Zawaid)
عن اَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ عَبْدٍ قال لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ ثُمَّ مَاتَ عَلى ذَالِكَ اِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ , قُلْتُ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ ؟ قَالَ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ, , قُلْتُ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ ؟ قَالَ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ, , قُلْتُ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ ؟ قَالَ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ عَلى رَغْمِ اَنْفِ اَبِيْ ذَرٍّ . (بخاري)
7.    Dari Abu Dzar ra, nabi SAW bersabda “tiada seorangpun hamba yangmengucapkan “laa ilaha ilallah”, kemudian maut menjemputnya, kecuali ia pasti masuk syurga. “aku bertanya, “walaupun ia berzina ?, walaupun ia mencuri ?” beliau bersabda, “Ya, walaupun ia berzina, walaupun ia mencuri.” Aku bertanya “walaupun ia berzina ? walaupun ia mencuri ?” beliau bersabda, “Ya, walaupun ia berzina, walaupun ia mencuri,” Aku bertanya “walaupun ia berzina ? walaupun ia mencuri ?” beliau bersabda, “Ya, walaupun ia berzina, walaupun ia mencuri,” walau kau tidak diterima, wahai Abu Dzar ia pasti akan masuk syurga (Bukhari)
Keterangan : Ucapan ‘ala raghmi adalah ucapan khusus dalam dialog  bahasa arab. Maksudnya, walaupun kamu tidak diterima hal ini, walaupun kamu tidak menghendaki tidak adanya, tetap hal itu akan terjadi.
Abu Dzar ra merasa heran, bagaimana mungkin seorang dapat masuk syurga dengan dosa-dosa besar ? padahal secara adil, ia seharusnya disisksa dulu atas dosa-dosanya. Oleh sebab itu, agar menghilangkan keheranannya, nabi Saw bersabda, “walau bagaimanapun Abu Dzar tidak terima, ia akan tetap masuk syurga. Sekarang, walaupun seandainya berapa banyak dosa ia lakukan, maka tuntutan keimannya, adalah ia akan bertaubat dan beristighfar, meminta maaf  kepada Allah, atau dengan karunia-Nya.  Allah akan memaafkannya tanpa disiksa sama sekali atau setelah ia di siksa atas dosa-dosanya. Bagaimanapun Allah pasti akan memasukkannya kedalam syurga.
Alim ‘Ulama menulis bahwa maksud mengucapkan kalimat  “laa ilaha illallah” dalam hadist di atas adalah beriman atas agama dan tauhid yang sempurna dan berusaha atasnya. (Ma’ariful Hadits).  

semoga coretan ini bermanfaat bagi kita yang membutuhkan, dan admin Blog.Nashullah Selalu Mengharap Kritik dan Saran dalam kolom komentar dari Ikhwan semua. 

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh