Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Salam Sejahtera Saya sampaikan semoga para pembaca Blog.Nashullah senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Amin.
dalam kesempatan ini saya akan mencoba membagi dalil dalil tentang Kalimat Thayyibah, yang mana Akhir2 ini ada sebagian orang yang salah mengartikan bahkan menentang tentang hal ini.
IMANIYAH
Iman menurut bahasa berarti mempercayai ucapan
seseorang dengan penuh keyakinan dengan bersandar kepadanya. Dalam istilah
agama, iman adalah mempercayai dengan penuh yaqin berita-berita Rasulullah SAW.
tanpa melihatnya, semata-mata bersandar kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.
Ayat-Ayat Al-Qur’an
وَمَا
اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلاَّ نُوْحِي ْاِلَيْهِ اَنَّهُ , لَا
اِلَهَ اِلاَّ اَنَا فَاعْبُدُوْنِ
1.
Allah berfiman
kepada Rasulullah SAW, “kami tidak mengirim sebelummu seorang Rasul, kecuali
kami wahyukan kepadanya bahwa tiada tuhan selain-Ku, Maka sembahlah Aku” (Al-Anbiya’:
25)
اِنَّمَا
الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتّ
عَلَيْهِمْ ءَايٰتُهُ زَادَتْهُمْ اِيْمَناً وَعَلىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
2.
Allah Berfirman, “ Orang-orang
Mu’min adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah, maka hatinya akan
takut. Dan apabila di bacakan ayat-ayat Allah niscaya Allah perkuat iman mereka
dan hanyalah kepada Allah mereka bertawakkal” (Al-Anfal :2 )
فَاَمَّا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا بِاّللهِ وَاعْتَصَمُوْا بِه فَسَيُدْخِلُهُمْ فِيْ رَحْمَةٍ
مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيْهِمْ اِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا
3.
Allah berfirman, “ Barang
siapa beriman kepada Allah dan memperbaiki hubungan kepada Allah, maka mereka
akan di masukkan kedalam rahmat dan kurnia-Nya, Allah akan memperlihatkan jalan
lurus yang akan menyampaikannya kepada Allah, ketika ia memerlukan petunjuk,
maka Allah akan memberinya petunjuk.” (An-Nisa’ :175 )
اِنَّ
لَنَنْصُرُ رُسُوْلَنَا وَالَّذِيْنَ امَنُوْا فِي الْحَيَاِة الدُّنْيَا وَيَوْمَ
يَقُوْمُ الْاَشْهَٰدُ
4.
Allah berfirman, “ sesungguhnya
kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang berimana dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). “ (Al-Mu’min
: 51)
اَلَّذِيْنَ
امَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْا اِيْمٰنَهُمْ بِظُلْمٍ أُلٰئِكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ
مُهْتَدُوْنَ
5.
Allah berfirman, “Barang
siapa beriman dan tidak mencampur adukkan keimanannya dengan syirik, maka wajib
keamanan bagi mereka dan merekalah yang di beri hidayah”. (Al-An’am : 82)
وَالَّذِينَ
اٰمَنُوْا اَشَدُّ حُبًّا لِلّٰهِ
6.
Allah berfirman, “ hanya
orang-orang yang berimanlah yang mencintai Allah”. (Al-Baqarah : 165)
قُلْ
اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
7.
Allah berfirman
kepada Rasulullah SAW, “ Katakanlah wahai Muhammad, sesungguhnya shalatku
dan ibadahku dan hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabb Seluruh Alam.” (Al-An’am
:162)
HADITS-HADITS NABI SAW
عن
ابي هريرةَ رَضِيَ اللهُ عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الاِيْمَانُ
بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً, فَاَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا اَلٰهَ اِلَّا اللهُ , وَاَدْنَاهَا
اِمَاطَةُ الْاَذٰى عَنِ الطَّرِيْقِ , وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْاِيْمَانِ (مسلم)
1. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
“Iman itu (memiliki) lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling utama
adalah ‘laa ilaha illallah’. Dan cabang yang terendah adalah
menyingkirkan benda-benda yang menyakiti dari jalan. Dan malu adalah salah satu
cabang iman (yang terpenting). “ (Muslim)
عن
ابي بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : َمنْ قَبِلَ
مِنِّيْ الكَلِمَةَ الَّتِيْ عَرَضْتُ عَلىٰ عَمِّيْ فَرَدَّهَا عَلَيَّ فَهِيَ لَهُ
نَجَاةٌ. (احمد)
2. Dari Abu bakar shiddiq ra, Rasulullah SAW
bersabda, “barang siapa menerima kalimat yang telah ku ajukan kepada pamanku
(Abu Thalib, saat akan meninggal dunia) dan ia menolaknya, maka kalimat itu
(akan menjadi sebab) keselamatan baginya”.(Ahmad)
عن
اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : جَدِّدُوْا
اِيْمَانَكُمْ , قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ! وَكَيْفَ نُجَدِّدُ اِيْمَنَنَا ؟ قَالَ
: اَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لاَ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ . (احمد, طبراني – التغريب )
3. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,
“perbaharuilah selalu iman kalian.” Para sahabat bertanya, “ya Rasulullah,
bagaimana kami memperbaharui iman kami ?”. Beliau bersabda, “Perbanyaklah
ucapan, “Laa ilaha illallah”. (Ahmad,Thabrani-At-Targhib)
عن
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم يقول : اَفْضَلُ الذِّكْرُ لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ وَاَفْضَلُ الدُّعَاءِ اَلْحَمْدُ
للهِ. (ترمذي)
4. Jabir bin Abdullah ra, Meriwayatkan “Aku
mendengar Rasulullah SAW. Bersabda,
“dzikir yang paling utama adalah “laa ilaha illallah” dan doa yang paling utama
adalah “Alhamdulillah” (Tirmidzi)
Keterangan : “Laa ilaha illallah” disebut sebagai yang paling utama
karena sumber dan Azaz keseluruhan agama terletak diatasnya. Tanpanya, iman
tidak akan benar dan seorang tidak akan menjadi muslim.dan “Alhamdulillah”
disebut sebagai doa yang paling utama, karena memuji kepada yang Mulia itu
menunjukkan permintaan. Dan doa adalah suatu permintaan kepada Allah
(Mazhahirul Haq)
عن
ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا قَالَ عَبْدٌ
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ قَطُّ مُخْلِصًا اِلَّا فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابَ السَّمَاءِ
حَتّى تُفْضِيَ اِلى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ . (ترمذي)
5. Dari Abu
Hurairah ra. Rasulullah SAW. “apabila seorang hamba yang mengucapkan kalimat
“laa ilaha illallah” dengan ikhlash, niscaya benar-benar akan di bukakan
baginya pintu-pintu langit, sehingga kalimat itu akan langsung sampai ke arasy
(langsung diterima oleh Allah) dengan syarat ia hindarkan diri dari dosa-dosa
besar. (Tirmidzi)
Keterangan : mengucapkan dengan ikhlash adalah
tanpa riya’dan nifak dan lebih utama ada gurunya yang membaiat dengan syarat
agar “menghindarkan diri dari dosa” adalah untuk menjadi syarat maqbul-Nya
amalan tsb. Namun jika dibaca dengan ada dosa besarpun tetap pada saat itu
tidak kosong dari keuntungan dan pahala.
عن
يَعْلى بْنِ شَدَّادِ قال : حَدَّثَنِيْ اَبِيْ شَدَّادٌ وَعٌبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ
رضي الله عنهما حَاضِرٌ يُّصَدِّقُهُ قال : كُنَّا عِنْدَ النَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم فقال : هَلْ فِيْكُمْ غَرِيْبٌ يَعْنِيْ اَهْلَ الْكِتَابِ ؟ قُلْنَا :
لَا يَا رَسُوْلَ اللهِ ! فَاَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ وَقَالَ : اِرْفَعُوْا اَيْدِيَكُمْ
وَقُوْلُوْا : لَا اِلَهَ اِلَّا الله , فَرَفَعْنَا اَيْدِيَنَا سَاعَةً ثُمَّ وَضَعَ
صلى الله عليه وسلم يَدَهُ ثُمَّ قَالَ : اَلْحَمْدُ للهِ , اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ بَعَثْتَنِيْ
بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ وَاَمَرْتَنِيْ بِهَا وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الْجَنَّةِ وَاِنَّكَ
لَا تُخْلِفُ الْمِعَادُ , ثم قال : اَلاَ اَبْشِرُوْا فَاِنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ
لَكُمْ. (احمد – مجمعوز زوائد)
6. Ya’la bin saddad ra, meriwayatkan, “ayahku,
syaddad telah menyampaikan kabar ini dari ‘ubadah yang hadir pada saat itu
membenarkannya, ia berkata, “suatu ketika, kami berada di sisi nabi SAW. Beliau
bertanya, “apakah ada orang asing (non muslim) di majlis ini ?” kami menjawab,
“tiada seorangpun.” Beliau bersabda, “tutuplah pintu !” kemudian beliau
bersabda, “Angkatlah tangan kalian, dan ucapkanlah “laa ilaha illallah”.” Kami
pun mengangkat tangan sejenak (dan membaca kalimat thayyibah). Kemudian
Rasulullah SAW menurunkan tangannya, dan berkata, “segala puji bagi Allah. Yaa
Allah, engkau telah mengutusku dengan kalimat ini. Dan telah memerintah diriku
(untuk mentablighkannya) dan telah menjajikan syurga atas kalimat ini. Dan
sesungguhnya engkau tidak akan menyalahi janji.’ Lalu beliau berkata kepada
kami, “bergembiralah Allah telah mengampuni kalian.” (Ahmad – Majma’uz Zawaid)
عن
اَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ عَبْدٍ
قال لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ ثُمَّ مَاتَ عَلى ذَالِكَ اِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ ,
قُلْتُ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ ؟ قَالَ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ, , قُلْتُ
: وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ ؟ قَالَ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ, , قُلْتُ : وَاِنْ
زَنى وَاِنْ شَرَقَ ؟ قَالَ : وَاِنْ زَنى وَاِنْ شَرَقَ عَلى رَغْمِ اَنْفِ اَبِيْ
ذَرٍّ . (بخاري)
7. Dari Abu Dzar ra, nabi SAW bersabda “tiada
seorangpun hamba yangmengucapkan “laa ilaha ilallah”, kemudian maut
menjemputnya, kecuali ia pasti masuk syurga. “aku bertanya, “walaupun ia
berzina ?, walaupun ia mencuri ?” beliau bersabda, “Ya, walaupun ia berzina,
walaupun ia mencuri.” Aku bertanya “walaupun ia berzina ? walaupun ia mencuri
?” beliau bersabda, “Ya, walaupun ia berzina, walaupun ia mencuri,” Aku
bertanya “walaupun ia berzina ? walaupun ia mencuri ?” beliau bersabda, “Ya,
walaupun ia berzina, walaupun ia mencuri,” walau kau tidak diterima, wahai Abu
Dzar ia pasti akan masuk syurga (Bukhari)
Keterangan : Ucapan ‘ala raghmi adalah
ucapan khusus dalam dialog bahasa arab.
Maksudnya, walaupun kamu tidak diterima hal ini, walaupun kamu tidak menghendaki
tidak adanya, tetap hal itu akan terjadi.
Abu Dzar ra merasa heran, bagaimana
mungkin seorang dapat masuk syurga dengan dosa-dosa besar ? padahal secara
adil, ia seharusnya disisksa dulu atas dosa-dosanya. Oleh sebab itu, agar
menghilangkan keheranannya, nabi Saw bersabda, “walau bagaimanapun Abu Dzar
tidak terima, ia akan tetap masuk syurga. Sekarang, walaupun seandainya berapa
banyak dosa ia lakukan, maka tuntutan keimannya, adalah ia akan bertaubat dan
beristighfar, meminta maaf kepada Allah,
atau dengan karunia-Nya. Allah akan
memaafkannya tanpa disiksa sama sekali atau setelah ia di siksa atas
dosa-dosanya. Bagaimanapun Allah pasti akan memasukkannya kedalam syurga.
Alim ‘Ulama menulis bahwa maksud
mengucapkan kalimat “laa ilaha illallah”
dalam hadist di atas adalah beriman atas agama dan tauhid yang sempurna dan
berusaha atasnya. (Ma’ariful Hadits).
semoga coretan ini bermanfaat bagi kita yang membutuhkan, dan admin Blog.Nashullah Selalu Mengharap Kritik dan Saran dalam kolom komentar dari Ikhwan semua.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh